Ada yang bilang 'jadi orang baik itu susah'. pernyataan seperti itu sering keluar dari mulut orang-orang yang putus asa disaat mereka berbuat baik. saya sendiri heran dengan sebagian orang, terkadang jika saya ingin berbuat baik, mereka pikir saya punya pamrih. ingin melakukan yang terbaik, disangka punya maksud tertentu. pernah suatu kali saya sedang bekerja, tiba-tiba bos saya datang ke ruangan, dia basa-basi dulu tapi sebelum dia meninggalkan ruangan dia berkata 'saya curiga kamu mau minta pindah tempat kerja kan?', saya speechless waktu itu. kok dia bisa berpikiran seperti itu? padahal memang sebelumnya saya pernah ditarik ke kantor wilayah, saya ditarik oleh atasan (jabatan lebih tinggi dari bos saya) yang atas kebijakan atasan sendiri langsung ditarik kekantor wilayah. jujur saya sama sekali tidak minta pindah waktu itu, hanya saja atasan langsung yang meminta saya. dengan kejadian itu, sampe bos saya mungkin berpikiran bahwa saya yang minta pindah tempat kerja. balik ke cerita sebelumnya, saya hanya speechless waktu bos saya mengatakan seperti itu. sakit hati, iya, karena dia sudah berasumsi yang tidak-tidak kepada saya. ingin menjelaskan yang sebenarnya terjadi, tapi buat apa menjelaskan kepada orang jika mereka hanya mampu mendengar tapi tidak mampu memahami? ...
Dari situ saya belajar, jadi orang baik itu susah. percuma saya selama ini menunjukkan yang terbaik kepada orang lain, tetapi mereka malah berasumsi yang tidak-tidak.
Tapi biar bagaimanapun, gak ada salahnya dengan berbuat baik. saya sudah menunjukkan yang terbaik yang bisa saya lakukan untuk orang lain, orang lain yang menilai, terserah mereka mau menilai apa, yang penting sudah menunjukkan yang terbaik. bagaimanapun juga, penilai terbaik hanya Tuhan. Tidak ada salahnya dengan berbuat baik, selama kita ikhlas melakukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar